MENENTUKAN KADAR CAMPURAN Mg(OH)2
DAN Al(OH)3 DALAM OBAT MAAG MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA
Anggota Kelompok :
1. Felicia
Oktavia (13)
2. Fernando
Triswanto (14)
3. Fertile
Lee (15)
4. Frans
Jason (16)
Kelas 11 IPA 1
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
MEI 2016
Oleh : Felicia Oktavia
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga
menjadi sebuah laporan praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah
laporan yang kami buat setelah kami melakukan praktikum mengenai Penentuan
Kadar Campuran Mg(OH)2 dan Al(OH)3 dalam Obat Maag dengan
Cara Titrasi Asam Basa . Laporan
tersebut kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil
praktikum yang sebenarnya.
Kami juga nengucapkan banyak terima
kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan
praktikum ini.terutama pada guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata
pelajaran kimia Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd, yang telah memberi bimbingan
dan arahan kepada kami. Tak lupa kami juga mengucapkan banyak terima
kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum
berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum
ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak
luput dari kekurangan. Oleh karena itu , kami akan menerima jika ada
saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun ini .
Mei 2016
Penyusun
Oleh : Fernando
Tujuan
Menghitung kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3
dalam sampel obat maag dengan cara titrasi
asam basa
Oleh : Fernando
Manfaat
Melalui praktikum ini diperoleh
kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 dalam tablet obat maag dengan
metode titrasi asam basa serta dapat membandingkan kadar obat pada merek dagang.
Oleh : Fernando
Teori Singkat
Campuran Al(OH)3
dan Mg(OH)2 disebut magaldrate yang akan dinetralkan oleh HCl 0,1 M
kelebihan asam ini akan dititrasi oleh basa NaOH 0.1 M
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk
menetralkan asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu
asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein.
Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain
menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung
dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan
antasida, tidak larut dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl
membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak larut akan tetap
berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi belakangan
sehingga masa kerjanya lama. Satu gram magnesium hidroksida dapat menetralisir
32,6 mEq dari asam lambung. Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa
absorpsi yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak menghasilkan karbondioksida
Reaksi :
Mg(OH)2 (aq) + 2HCl (aq)
MgCl2 (aq)
+ 2H2O (l)
Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida
dan air. Namun jika pH lebih dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak
berlangsung sempurna. Ion alumunium dapat bereaksi dengan protein sehingga
bersifat astringen ( menciutkan selaput lendir ). Antasida ini mengadsorpsi
pepsin dan menginaktivasinya. Cara kerja obat ini adalah senyawa
alumunium yang merupakan suatu zat koloid, melapisi selaput lendir, menetralkan
asama klorida dan mengikat asam klorida secara adsoptif.
. Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara
alumunium hidroksida dengan asam lambung :
Al(OH)3 (aq) + 3HCl (aq)
AlCl3 +
3H2O
Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat
menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Bahan Aktif
|
Kegunaan
|
Efek Samping
|
Alumunium Hidroksida
|
Menetralkan asam lambung
|
Konstipasi, dapat terjadi mual muntah, dapat mengurangi absorpsi
bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin
|
Magnesium Hidroksida
|
Menetralkan asam lambung
|
Diare, sebanyak 5-10 % magnesium diabsoprsi dan dapat menimbulkan
kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardiovaskular.
|
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium
hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non
sistemik dengan masa kerja panjang. Antasida non sistemik hampir tidak
diabsorbsi di dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik.
Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi efek samping dari obat.
Pada praktikum kali ini dasar teori
yang digunakan yaitu Campuran Al(OH)3
dan Mg(OH)2 disebut magaldrate yang akan dinetralkan oleh HCl 0,1 M
kelebihan asam ini akan dititrasi oleh basa NaOH 0.1 M
Oleh : Fertile Lee
Alat dan Bahan
·
Tablet Obat Maag
·
Air mineral 600ml(1 botol)
·
Tissue
·
Label
·
Lap
·
Timbangan (Alat Digital Analitic Balance)
·
Erlenmeyer 250ml
·
Gelas Ukur
·
1-2 tetes indikator pp
·
Larutan NaOH
·
Lumpang Porselin
·
HCl
Oleh :
Fertile
Lee
Prosedur Kerja
1. Foto tablet obat maag, mereknya dan catat kadarnya.
2. Timbang 1 butir tablet obat maag, catat massanya.
3. Geruslah 1 butir tablet tersebut dalam lumpang
porselin sampai halus
4. Setelah halus, pindahkan ke dalam Erlemeyer dengan
hati-hati dan teliti( ingat jangan sampai tertumpah ataupun tertinggal
sedikitpun ).
5. Tambahkan 100 ml air suling ke dalam tabung Erlemeyer
tersebut.
6. Aduk larutan hingga tercampur rata.
7. Ambil 10 ml dari larutan no. (5) dan tuangkan ke dalam
tabung Erlemeyer yang lain
8. Tambahkan 10 ml HCL 0,1 M dan tambahkan juga 6 tetes
indikator PP.
9. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai terjadi
perubahan warna dari tak berwarna menjadi pink muda lalu catat volume NaOH yang
diperlukan.
10.
Lakukan 2 kali
pengulangan dengan cara seperti tadi dan catat hasilnya ke dalam tabel
pengamatan.
Oleh: Felicia
Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengamatan
Perhitungan
V rata-rata NaOH = 392 x 0,05 = 9,8
2
NaOH +
HCl sisa yg dititrasi --> NaCL + H2O
0,1050
M
9,8 ml
=1,029 mmol 1,029
mmol (sisa)
HCl yang ditambahkan = 0,110565 x 10 ml = 1,10565 ml
Mmol HCl yang bereaksi dengan obat maag :
= 1,10565 mmol HCl yang ditambahkan –
1,029 mmol HCl sisa
=0,07665
mmol
0,07665 mmol HCl ini adalah HCl yang akan bereaksi
dengan campuran basa obat
maag
HCl yang bereaksi inilah yang akan menetralkan
campuran basa lemah dalam suspensi obat maag:
Mg(OH)2 + 2 HCl --> MgCl2 + 2 H2O
x/58 mol 2x/58 mol
Al(OH)3 + 3 HCl --> AlCl3 + 3 H2O
x/78 mol 3x/78 mol
(2x/58)
mol + (3x/78) mol = 0,07665. 10 -3 mol
X= 0,98265. 10 -3 gram =0, 00098265 gram
Artinya: 0, 00098265 gram Al(OH)3 = Mg(OH)2 --> dalam 10 ml sample
hasil pengenceran.
Maka dalam larutan (menurut label: 1,88 gr untuk sekali
minum) --> 0, 00098265 gram x
1,88 = 1,847382 x 10-3 gram
Karena sample diencerkan dari 10 ml --> ke 100 ml (10 kali)
maka:
1,847382 x 10-3 gram x 10 = 0,01847382 gram
Berdasarkan Hasil Praktikum didapat
massa Al(OH)3 0,01847382
gram, maka dapat dihitung kandungan Al(OH)3 sebagai berikut :
Al(OH)3 = 0,01847382
gram x 100% = 0,98265%
1,88 gram
Sedangkan pada kemasan terdapat kandungan
Al(OH)3 sebanyak 400 mg
Al(OH)3 = 0,4
gram x 100% = 21,276595%
1,88 gram
Berdasarkan Hasil Praktikum didapat
massa Mg(OH)2 0,01847382
gram, maka dapat dihitung kandungan Mg(OH)2 sebagai berikut :
Mg(OH)2 = 0,01847382 gram x 100% = 0,98265%
1,88 gram
Sedangkan pada kemasan terdapat kandungan
Al(OH)3 sebanyak 400 mg
Mg(OH)2 = 0,4 gram x 100% = 21,276595%
1,88 gram
Jadi dilihat dari data diatas dapat
dihitung yield persen/ persen hasil sebagai berikut:
%yield = 0,98265% x 100% = 4,61845%
Oleh : Frans
Diskusi dan Pembahasan
Mg(OH)2 adalah antasida yang bekerja dengan
menetralkan asam lambung, sehingga mampu mengurangi efek destruktif asam
lambung dan mengurangi aktivitas proteolitik dari pepsin. Efek ini diperpanjang
oleh antasida kerja lambat Al(OH)3. Disamping itu, efek katartik
Mg(OH)2 dan efek konstipasi Al(OH)3 dapat saling
menetralkan. Al(OH)3 juga merupakan suatu adsorben dan demulsen.
Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1 M,
diperoleh kadar Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida sejumlah 9,8625
mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 1.88 gram, maka diperoleh persentase
Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida terkandung di dalam tablet adalah
3,0346%. Sementara pada kemasan, tertera kadar Aluminium Hidroksida dan
Magnesium Hidroksida masing-masing sejumlah 400mg yang artinya zat sisanya
bukan Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida melainkan agen lain yaitu
Dimethyl Polysiloxane dan Simethicone. Dimethyl Polysiloxane, suatu zat
anti-busa adalah komponen yang biasa terdapat dalam preparat antasida. Zat ini
ditambahkan untuk mengurangi busa dari cairan lambung, agar mengurangi rasa
kembung dan flatulen. Dan Simethicone yang berguna untuk memadatkan dan
membentuk tablet obat maag.
Sedangkan dari perhitungan diatas diketahui bahwa HCl
yang bereaksi dengan campuran basa obat maag adalah 0,07665 mmol HCl. HCl yang
bereaksi inilah yang akan menetralkan campuran basa lemah dalam suspensi obat
maag.
Oleh : Fertile Lee
Kesimpulan
. Berdasarkan hasil kalkulasi dalam menentukan kadar
Mg(OH)2 dan Al(OH)3 melalui metode titrasi asam basa,
diperoleh kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 yang terkandung dalam
satu tablet obat maag adalah 0,00098265 mg per tablet. HCl yang bereaksi dengan
campuran obat maag tersebut adalah 0,07665 mmol HCl. Sisanya tidak bereaksi
yaitu Dimethyl Polysiloxane dan Simethicone.
Oleh : Fertile Lee
Saran
Dalam pengerjaan
praktikum maupun laporan praktikum, tim peneliti memberikan saran yang kiranya
bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya agar penelitian yang dilakukan
dapat berjalan dengan baik
1.
Takaran bahan
hendaknya dilakukan dengan akurat agar hasil yang diperoleh benar-benar murni.
2.
Pada saat
menimbang satu tablet obat maag jangan terburu-buru, tunggu hingga angka pada
timbangan stabil dan tidak berubah-ubah.
3.
Obat maag
sebaiknya digerus hingga benar- benar halus agar mudah larut dalam larutan
NaOH.
4.
Memindahkan obat
maag yang telah dihaluskan ke dalam Erlemyer, hendaklah berhati-hati dan
teliti, sehingga tidak ada sedikitpun yang tertinggal, agar perhitungan murni
akurat.
5.
Pada saat
meneteskan larutan NaOH, larutan obat maag dikocok homogen secara perlahan pada
setiap tetes titran yang diberikan.
6.
Jangan
terburu-buru saat melakukan titrasi dan hitung setiap tetes dengan teliti.
7.
Perhatikan dengan
sangat teliti perubahan warna yang terjadi pada larutan obat maag yang telah
diberi larutan NaOH. Lebih baik botol dialasi dengan kertas berwarna putih yang
bersih untuk memudahkan melihat perubahan warna yang terjadi.
8. Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil menjadi akurat.
8. Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil menjadi akurat.
Oleh: Felicia
Kata Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai
materi yang menjadipokok bahasan dalam laporan ini, tentu nya masih banyak
kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbatas nya pengetahuan dan kurang nya
rujukan atau referensi.
Penulis berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan ini dan dan penulisan laporan dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca.
Penulis berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan ini dan dan penulisan laporan dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca.
Oleh : Fernando
Daftar Pustaka
Tjahjadarmawan, Elizabeth.2016.Bernas Kimia Jilid
2.Jogjakarta: Citra Media
Oleh: Frans