Copyright © Chemistry Create The World
Design by Dzignine
Rabu, 18 Mei 2016

MENENTUKAN KADAR CAMPURAN Mg(OH)2 DAN Al(OH)3 DALAM OBAT MAAG MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

MENENTUKAN KADAR CAMPURAN Mg(OH)2 DAN Al(OH)3 DALAM OBAT MAAG MELALUI METODE TITRASI ASAM BASA

Anggota Kelompok :
1. Felicia Oktavia (13)
2. Fernando Triswanto (14)
3. Fertile Lee (15)
4. Frans Jason (16)


Kelas 11 IPA 1
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
MEI 2016
Oleh : Felicia Oktavia


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat melaksanakan sebuah praktikum dan menyelesaikannya dengan baik hingga menjadi sebuah laporan praktikum.
Laporan praktikum ini adalah sebuah laporan yang kami buat setelah kami melakukan praktikum mengenai Penentuan Kadar Campuran Mg(OH)2 dan Al(OH)3 dalam Obat Maag dengan Cara Titrasi  Asam Basa . Laporan tersebut kami susun dengan sistematis dan sebaik mungkin berdasarkan pada hasil praktikum yang sebenarnya.
Kami juga nengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum ini.terutama pada guru pembimbing yang sekaligus menjadi guru mata pelajaran kimia Ibu Elizabeth Tjahjadarmawan, S.Si, M.Pd, yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada kami. Tak  lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman sekalian yang telah membantu saat praktikum berlangsung.
Akhirnya , semoga laporan praktikum ini bermanfaat untuk penlitian lanjutan. Kami menyadari sebagai manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu , kami akan menerima jika ada saran maupun kritik terhadap laporan praktikum yang telah kami susun ini .
Mei 2016
Penyusun


Oleh : Fernando

Tujuan
Menghitung kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 dalam sampel obat maag dengan cara titrasi  asam basa
Oleh : Fernando

Manfaat
Melalui praktikum ini diperoleh kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 dalam tablet obat maag dengan metode titrasi asam basa serta dapat membandingkan kadar obat pada merek dagang.
Oleh : Fernando

Teori Singkat
Campuran Al(OH)3 dan Mg(OH)2 disebut magaldrate yang akan dinetralkan oleh HCl 0,1 M kelebihan asam ini akan dititrasi oleh basa NaOH 0.1 M
Antasida adalah golongan obat yang digunakan untuk menetralkan asam di lambung. Secara alami lambung memproduksi suatu asam, yaitu asam klorida (HCl) yang berfungsi untuk membantu proses pencernaan protein. Antasida bekerja dengan cara menetralkan lambung yang terlalu asam. Selain menetralkan asam lambung, antasida juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung.
Magnesium hidroksida digunakan sebagai katartik dan antasida, tidak larut dan efektif sebelum obat ini bereaksi dengan HCl membentuk MgCl2. Magnesium hidroksida yang tidak larut akan tetap berada dalam lambung dan akan menetralkan HCl yang disekresi belakangan sehingga masa kerjanya lama. Satu gram magnesium hidroksida dapat menetralisir 32,6 mEq dari asam lambung. Senyawa magnesium memiliki kelebihan berupa absorpsi yang kecil, aksi yang tahan lama dan tidak menghasilkan karbondioksida
Reaksi :
Mg(OH)2 (aq)  + 2HCl (aq)            MgCl2  (aq)  + 2H2O (l)
Aluminium hidroksida menghasilkan aluminium klorida dan air. Namun jika pH lebih dari 5, maka reaksi netralisasinya tidak berlangsung sempurna. Ion alumunium dapat bereaksi dengan protein sehingga bersifat astringen ( menciutkan selaput lendir ). Antasida ini mengadsorpsi pepsin dan menginaktivasinya. Cara kerja obat ini adalah  senyawa alumunium yang merupakan suatu zat koloid, melapisi selaput lendir, menetralkan asama klorida dan mengikat asam klorida secara adsoptif.
. Reaksi yang terjadi di dalam lambung, antara alumunium hidroksida dengan asam lambung :
Al(OH)3 (aq)  +  3HCl (aq)             AlCl + 3H2O

Disamping efek pengobatan yang diinginkan,obat dapat menimbulkan efek yang tidak diinginkan.
Bahan Aktif
Kegunaan
Efek Samping
Alumunium Hidroksida
Menetralkan asam lambung
Konstipasi, dapat terjadi mual muntah, dapat mengurangi absorpsi bermacam-macam vitamin dan tetrasiklin
Magnesium Hidroksida
Menetralkan asam lambung
Diare, sebanyak 5-10 % magnesium diabsoprsi dan dapat menimbulkan kelainan neurologi, neuromuskular, dan kardiovaskular.
Antasida yang terdiri dari kombinasi alumunium hidroksida dan magnesium hidroksida dipilih karena menghasilkan efek non sistemik dengan masa kerja panjang. Antasida non sistemik hampir tidak diabsorbsi di dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Kombinasi ini diharapkan dapat mengurangi efek samping dari obat.

Pada praktikum kali ini dasar teori yang digunakan yaitu Campuran Al(OH)3 dan Mg(OH)2 disebut magaldrate yang akan dinetralkan oleh HCl 0,1 M kelebihan asam ini akan dititrasi oleh basa NaOH 0.1 M
Oleh : Fertile Lee


Alat dan Bahan
·        Tablet Obat Maag

·        Air mineral 600ml(1 botol)
·        Tissue
·        Label
·        Lap
·        Timbangan (Alat Digital Analitic Balance)
·        Erlenmeyer 250ml

·        Gelas Ukur

·        1-2 tetes indikator pp
·        Larutan NaOH
·        Lumpang Porselin
·        HCl

Oleh : Fertile Lee


Prosedur Kerja
1. Foto tablet obat maag, mereknya dan catat kadarnya.

2. Timbang 1 butir tablet obat maag, catat massanya.

3. Geruslah 1 butir tablet tersebut dalam lumpang porselin sampai halus

4. Setelah halus, pindahkan ke dalam Erlemeyer dengan hati-hati dan teliti( ingat jangan sampai tertumpah ataupun tertinggal sedikitpun ).

5. Tambahkan 100 ml air suling ke dalam tabung Erlemeyer tersebut.


6. Aduk larutan hingga tercampur rata.

7. Ambil 10 ml dari larutan no. (5) dan tuangkan ke dalam tabung Erlemeyer yang lain


8. Tambahkan 10 ml HCL 0,1 M dan tambahkan juga 6 tetes indikator PP.




9. Titrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi pink muda lalu catat volume NaOH yang diperlukan.

10.   Lakukan 2 kali pengulangan dengan cara seperti tadi dan catat hasilnya ke dalam tabel pengamatan.

Oleh: Felicia

Hasil Pengamatan


Tabel Hasil Pengamatan


Titran : NaOH 0,1 M
Tetes NaOH 0,110565 M
Volume NaOH 0,110565 M (1 tetes NaOH=0,05 ml)
Total Volume Larutan
&
 Foto Warna TAT
Titrasi ke 1
200 tetes
10 ml
 20,3ml


Titrasi ke 2
192 tetes
9,6 ml
19,9 ml



Perhitungan

V rata-rata NaOH = 392 x 0,05 = 9,8
                                        2
NaOH +                    HCl sisa yg dititrasi --> NaCL  +  H2O
0,1050 M                          
9,8 ml
=1,029 mmol         1,029 mmol (sisa)

HCl yang ditambahkan = 0,110565 x 10 ml = 1,10565 ml
                             
Mmol HCl yang bereaksi dengan obat maag :
= 1,10565 mmol HCl yang ditambahkan – 1,029 mmol HCl sisa
=0,07665 mmol
                                            
0,07665 mmol HCl ini adalah HCl yang akan bereaksi dengan campuran basa obat maag            

HCl yang bereaksi inilah yang akan menetralkan campuran basa lemah dalam suspensi obat maag:

Mg(OH)2  + 2 HCl    -->   MgCl2             2 H2O
x/58 mol    2x/58  mol

Al(OH)3     3 HCl  -->  AlCl3               3 H2O
x/78 mol    3x/78  mol

(2x/58) mol  +  (3x/78) mol  =  0,07665. 10 -3  mol 

X= 0,98265. 10 -3  gram =0, 00098265 gram

Artinya:  0, 00098265 gram Al(OH)3 = Mg(OH)2  --> dalam 10 ml sample hasil pengenceran.

Maka dalam larutan (menurut label:  1,88 gr untuk sekali minum) --> 0, 00098265 gram x 1,88 = 1,847382 x 10-3 gram
Karena sample diencerkan dari 10 ml --> ke 100 ml (10 kali) maka:
1,847382 x 10-3 gram x 10 = 0,01847382 gram

Berdasarkan Hasil Praktikum didapat massa Al(OH)3 0,01847382 gram, maka dapat dihitung kandungan Al(OH)3 sebagai berikut :

Al(OH)3 = 0,01847382 gram x 100%  = 0,98265%
                        1,88 gram
Sedangkan pada kemasan terdapat kandungan Al(OH)3 sebanyak 400 mg

Al(OH)3 = 0,4 gram x 100%  = 21,276595%
                  1,88 gram

Berdasarkan Hasil Praktikum didapat massa Mg(OH)2 0,01847382 gram, maka dapat dihitung kandungan Mg(OH)2 sebagai berikut :

Mg(OH)2 =  0,01847382 gram x 100%  = 0,98265%
                        1,88 gram
Sedangkan pada kemasan terdapat kandungan Al(OH)3 sebanyak 400 mg

Mg(OH)2 0,4 gram x 100%  = 21,276595%
                   1,88 gram
Jadi dilihat dari data diatas dapat dihitung yield persen/ persen hasil sebagai berikut:

%yield =  0,98265%    x 100%  = 4,61845%
                  21,276595%

Oleh : Frans

Diskusi dan Pembahasan

Mg(OH)2 adalah antasida yang bekerja dengan menetralkan asam lambung, sehingga mampu mengurangi efek destruktif asam lambung dan mengurangi aktivitas proteolitik dari pepsin. Efek ini diperpanjang oleh antasida kerja lambat Al(OH)3. Disamping itu, efek katartik Mg(OH)2 dan efek konstipasi Al(OH)3 dapat saling menetralkan. Al(OH)3 juga merupakan suatu adsorben dan demulsen.
Melalui titrasi asam basa menggunakan NaOH 0.1 M, diperoleh kadar Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida sejumlah 9,8625 mg per tablet. Berdasarkan berat tablet 1.88 gram, maka diperoleh persentase Magnesium Hidroksida dan Aluminium Hidroksida terkandung di dalam tablet adalah 3,0346%. Sementara pada kemasan, tertera kadar Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida masing-masing sejumlah 400mg yang artinya zat sisanya bukan Aluminium Hidroksida dan Magnesium Hidroksida melainkan agen lain yaitu Dimethyl Polysiloxane dan Simethicone. Dimethyl Polysiloxane, suatu zat anti-busa adalah komponen yang biasa terdapat dalam preparat antasida. Zat ini ditambahkan untuk mengurangi busa dari cairan lambung, agar mengurangi rasa kembung dan flatulen. Dan Simethicone yang berguna untuk memadatkan dan membentuk tablet obat maag.

Sedangkan dari perhitungan diatas diketahui bahwa HCl yang bereaksi dengan campuran basa obat maag adalah 0,07665 mmol HCl. HCl yang bereaksi inilah yang akan menetralkan campuran basa lemah dalam suspensi obat maag.
Oleh : Fertile Lee

Kesimpulan

. Berdasarkan hasil kalkulasi dalam menentukan kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 melalui metode titrasi asam basa, diperoleh kadar Mg(OH)2 dan Al(OH)3 yang terkandung dalam satu tablet obat maag adalah 0,00098265 mg per tablet. HCl yang bereaksi dengan campuran obat maag tersebut adalah 0,07665 mmol HCl. Sisanya tidak bereaksi yaitu Dimethyl Polysiloxane dan Simethicone.


Oleh : Fertile Lee

Saran
Dalam pengerjaan praktikum maupun laporan praktikum, tim peneliti memberikan saran yang kiranya bermanfaat bagi pembaca dan peneliti selanjutnya agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik
1.       Takaran bahan hendaknya dilakukan dengan akurat agar hasil yang diperoleh benar-benar murni.
2.       Pada saat menimbang satu tablet obat maag jangan terburu-buru, tunggu hingga angka pada timbangan stabil dan tidak berubah-ubah.
3.       Obat maag sebaiknya digerus hingga benar- benar halus agar mudah larut dalam larutan NaOH.
4.       Memindahkan obat maag yang telah dihaluskan ke dalam Erlemyer, hendaklah berhati-hati dan teliti, sehingga tidak ada sedikitpun yang tertinggal, agar perhitungan murni akurat.
5.       Pada saat meneteskan larutan NaOH, larutan obat maag dikocok homogen secara perlahan pada setiap tetes titran yang diberikan.
6.       Jangan terburu-buru saat melakukan titrasi dan hitung setiap tetes dengan teliti.
7.       Perhatikan dengan sangat teliti perubahan warna yang terjadi pada larutan obat maag yang telah diberi larutan NaOH. Lebih baik botol dialasi dengan kertas berwarna putih yang bersih untuk memudahkan melihat perubahan warna yang terjadi.
8.     Kalkulasi hendaknya dilakukan dengan ketelitian setinggi mungkin agar hasil menjadi akurat.
Oleh: Felicia

Kata Penutup
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadipokok bahasan dalam laporan ini, tentu nya masih banyak kekurangan dan kelemahan nya, kerena terbatas nya pengetahuan dan kurang nya rujukan atau referensi.
    Penulis berharap para pembaca yang budi man dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya laporan  ini dan dan penulisan laporan dikesempatan-kesempatan berikut nya. Semoga laporan ini berguna bagi pembaca.
Oleh : Fernando


Daftar Pustaka
Tjahjadarmawan, Elizabeth.2016.Bernas Kimia Jilid 2.Jogjakarta: Citra Media
Oleh: Frans
Senin, 11 April 2016

UJI LARUTAN ASAM BASA MENGGUNAKAN INDIKATOR ALAMI BUNGA SEPATU

MENENTUKAN TRAYEK PH DAN WARNA
DARI INDIKATOR ALAMI KEMBANG SEPATU


https://2.bp.blogspot.com/-Jmbugg_Bjmo/VwG4odg7tPI/AAAAAAAAAC8/nvckELE0FhwdOCDq0dz_SF2oP5sDDaewg/s1600/Xaverius.jpg


Nama :
1. Felicia Oktavia (13)
2. Fernando Triswanto (14)
3. Fertile Lee (15)
4. Frans Jason (16)


Kelas 11 IPA 1
SMA XAVERIUS 1 JAMBI
Maret 2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.


Jambi, 9 April 2015


TUJUAN
Tujuan dari praktikum ini adalah menentukan daerah trayek pH dan perubahan warna
indikator alami daun teh pada larutan uji asam, netral, dan basa.

MANFAAT
Melalui praktikum ini diperoleh pemahaman bahwa indikator dapat berubah warnanya dalam larutan asam, netral, dan basa sesuai dengan trayek pH nya masing - masing.

TEORI SINGKAT
Indikator yang umun digunakan adalah larutan asam lemah  dan secara umum dituliskan Hin. Larutan indikator akan terionisai dalam reaksi kesetimbangan sebagai berikut.


HIn(aq) ←➔ H+(aq) + In-(aq)
Atau
InOH ←➔ In + OH-
Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat asam maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kiri yaitu HIn sehingga terlihat warna 1. Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat basa maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke kanan yaitu In- sehingga terlihat warna 2. Jika indikator bereaksi dengan zat yang bersifat netral maka setimbang sehingga tidak terjadi pergeseran dan warna tidak mengalami perubahan.
Jika indikator yang digunakan asam lemah dinitrofenol, HIn tidak bewarna dan In- bewarna kuning. Dalam larutan asam, indikator dinitrofenol tidak bewarna, tetapi dalam larutan basa indikator ini bewarna kuning. Hal itu terjadi karena pada larutan asam konsentrasi ion H+ bertambah (tinggi) sehingga reaksi kesetimbangan di atas bergeser ke ruas kiri persamaan reaksi (ke arah HIn). Akibatnya, konsentrasi HIn bertambah dan HIn mendominasi warna larutan sehingga larutan tidak bewarna. Pada larutan basa, ion OH- akan bereaksi dengan ion H+ membentuk air. Pengurangan ion H+ mengakibatkan reaksi kesetimbangan bergeser ke ruas kanan persamaan reaksi sehingga terjadi penambahan ion In- dalam larutan ion In- mendominasi warna larutan sehingga larutan bisa bewarna kuning.https://4.bp.blogspot.com/-U80R1knuo8k/VwIhQhxuVtI/AAAAAAAAABo/JB9d4KHNiFwupurY0YBjn6tx73rMbKx6Q/s320/Hin%2BIn.jpg


METODE
Alat dan Bahan:
  1. Larutan Indikator Alami: Kembang sepatu merah (100 gr) + air 300ml + 100ml alkohol 70%
  2. Gelas bekas air mineral 20 bh
  3. Sendok plastik 10
  4. Air Aqua (1 botol=600ml)
  5. Label (kasih nama pada gelasnya)
  6. Larutan uji
  • Air garam : 2 sdm garam dapur + 250 ml dan diaduk homogen
  • Cuka
  • Sabun (deterjen atau sabun colek jangan yang hijau/biru) 1 sdm + 250 ml air dan diaduk homogen
  • Air hujan (+/- 250 ml)
o   HCl
o   CH3COOH
o   NaCl
o   Al2(SO3)4
o   Air hujan
o   Indikator
o   Air mineral
o   Air deterjen
o   Na2CO3
o   NaOH
C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_9072.jpg
C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8940.jpgC:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_9071.jpg



CARA KERJA
1.  Menyiapkan indikator berupa 100gr kembang sepatu merah yang ditambahkan dengan air 250ml air dan didihkan menjadi 150ml.
2. Larutan yang  telah dibuat dimasukan ke dalam uji larutan masing masing gelas dengan takaran yang sama, yaitu 3 sendok makan

https://2.bp.blogspot.com/-N0LCYzNf-p4/VwIsDKS7dhI/AAAAAAAAACU/cVbhLtXUdaosw1qvysiIUqOBSBBMhnMrg/s400/cara%2Bkerja%2Bpart%2B1.png

3. Ukur pH masing masing larutan dengan pHmeter dan catat masing masing larutan.
4. Memasukan indikator kesetiap gelas larutan gelas larutan yang telah diukur dengan takaran yang samahttps://3.bp.blogspot.com/-1MqvfDqd-YI/VwIwzeZIBQI/AAAAAAAAACc/yBrunQ5AcXMFdtndjrXQIheuyrjcfHyCA/s200/cara%2Bkerja%2Bpart%2B1.png


5. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap larutann yang telah diukur dengan takaran yang sama.
6. Mengamati perubahan warna yang terjadi pada setiap larutan uji kemudian mengambil gambar larutan uji yang telah diberi indikator.
7. Langkah terakhir adalah menentukan trayek pH dan perubahan warna yang telah diamati.


HASIL PENGAMATAN
Foto larutan uji dengan indikator:
C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8955.jpg







Tabel trayek warna dan pH

Larutan Uji

Warna Setelah Ditambahkkan Indikator

Asam/Netral/Basa

HCL


C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8935.jpg



Asam
pH 1

CH3COOH


C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8937.jpg



Asam
pH 1.9

NaCl



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8939.jpg




Asam
pH 5.3

Al2(SO3)4



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8947.jpg





Asam
pH 2.7

Air Hujan



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8941.jpg




Asam
pH 4.9

Air Mineral



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8942.jpg





Basa
pH 7.8

Air Deterjen


C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8943.jpg



Basa
pH 11.5

Na2CO3



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8945.jpg




Basa
pH 11.6

NaOH



C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8946.jpg





Basa
pH 14.2

Indikator Kembang Sepatu


C:\Users\Fernando\AppData\Local\Microsoft\Windows\INetCache\Content.Word\IMG_8940.jpg



Asam
pH 5.8


Perhitungan Nilai KA indikator
Perhitungan KA indikator dapat menggunakan persamaan berikut:

https://lh3.googleusercontent.com/-24CmMAwyUyI/VwUrnBrV4nI/AAAAAAAAADo/vMjlQKjg23I/s640/Capture.PNG

Dari persamaan di atas dapat kita hitung atau mengkalkulsi nilai HIn, In- , H+, yaitu sebagai berikut:


H+ = antilog (-(indikator))
=  antilog (-5.8)
=  1.584893192 x 10-6


In- = antilog (-(nilai pH basa atas – nilai pH basa bawah))
= antilog (-(14.2 – 7.8))
= antilog (-6.4)
= 3.981071706 x 10-7


HIn = antilog (-(nilai pH asam atas – nilai pH asam bawah))
= antilog (-(5.8 – 1))
= antilog (-4.8)
= 1.584893192 x 10-5


Berdasarkan variabel yang telah terpenuhi maka Ka dapat dihitung dengan cara :


H+ = Ka x (HIn)
   (In-)


1.584893192 x 10-6 = Ka  x  1.584893192 x 10-5         3.981071706 x 10-7
Ka = 3.981071706 x 10-18


Jadi nilai Ka adalah 3.981071706 x 10-18


DISKUSI & PEMBAHASAN


  1. Kembang sepatu dapat dijadikan indikator karena mempunyai zat warna yang disebut antosianin dan mampu memberikan perubahan warna baik pada senyawa asam maupun senyawa basa. Ketika di dalam larutan asam akan memberikan warna merah, sedangkan di dalam larutan basa akan memberikan warna hijau, dan di dalam larutan netral tidak berwarna.
  2.  Indikator kembang sepatu ternyata lebih sesuai di gunakan pada larutan yang basa. Hal ini berdasarkan trayek pH yang diperoleh dari hasil eksperimen karena selisih pH antara netral ke basa lebih besar dari pada selisih pH netral ke asam.


KESIMPULAN


Berdasarkan hasil praktikum maka dapat disimpulkan :
1.    Trayek indikator alami dari kembang sepatu merah menunjukkan perubahan warna : merah – pink – hijau – kuning - ungu
2.    Trayek pH (perkiraan) : 8-14
3.    Daerah di bawah pH adalah daerah asam : 1
Daerah di atas pH adalah daerah basa : 14.2
4.    Ka yang diperoleh (metode pendekatan) : 3.981071706 x 10-18


SARAN
1. Perbedaan warna trayek antar larutan sangat tipis sehingga diperlukan penglihatan yang mendetail.
2. Pengukuran dengan pH meter dilakukan ketika pH meter tidak berubah lagi angkanya supaya hasilnya lebih akurat.
3. Kegiatan praktek sebaiknya dilakukan cepat agar zat tidak terkontaminasi dengan udara sekitar.
4. Perhitungan nilai Ka sebaiknya dilakukan dengan ketelitian tinggi sehingga bisa menghasilkan nilai yang tepat dan benar


KATA PENUTUP


     Kami selaku penulis mengucapkan terima kasih kepada pembimbing kami bu Elizabeth Tjahjahdarmawan, dan kepada teman-teman yang membantu proses pembuatan laporan ini. Kami mengerti bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena ini kami berharap kedepannya laporan ini dapat bermanfaat bagi peneliti berikutnya maupun pembaca.

Jambi, 9 April 2016


DAFTAR PUSTAKA
Tjahjadarmawan, Elizabeth. 2016. Bernas Kimia Jilid 2. Jogjakarta : Citra Media

Pembuat Blog: Felicia Oktavia
Penulisan laporan :Fertile Lee, Fernando
Editor Blog: Frans Jason